Menu
 

Naiknya harga bahan bakar minyak subsidi (premium) membuat beberapa kalangan tak siap. Menggunakan ”vitamin” khusus untuk menaikkan oktan atau cairan penghemat bahan bakar bisa menjadi salah satu cara yang dianggap mudah dan murah. Tapi hati-hati. Jika salah, alih-alih semakin irit, justru efek terburuknya merusak mesin.Menurut Drs Suwandi Msi peneliti yang juga Dekan Fakultas Sains ITTelkom mengatakan, pemakaian fuel saver atau octane booster yang mengandung bahan kimia memang cukup berbahaya. ”Apalagi yang mengandung unsur logam. Paling penting cari yang berbahan dasar alami 100 persen,” pesan Suwandi saat merilis Oktaniol, cairan penghemat BBM dari minyak atsiri, (20/11/2014).
Berdasarkan uji Lemigas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi dari Kementerian ESDM, bahan bakar ditambah aditif alami masuk dalam kategori 1A. Artinya, zat alami tidak bersifat korosi atau dengan kata lain tak akan merusak mesin.Hasil pengujian itu seolah mempertegas pengalaman Lemigas yang pernah melakukan penelitian dengan sejumlah cairan penaik oktan atau penghemat BBM. Banyak dari mereka ternyata mengandung beberapa unsur logam seperti besi, timbal, dan mangan. Kandungan ini jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama dipastikan berbahaya untuk mesin.
Salah satu syarat aditif yang baik untuk ”suplemen” adalah tidak menyebabkan kekotoran pada mesin, dan tidak membuat abu.”Bahan yang alami, termasuk dari minyak atsiri ini, pada prinsipnya mengikat partikel bahan bakar sehingga lebih mudah terbakar. Bukan octane booster, tetapi mempu menjadikan BBM sebagai senyawa yang mudah menguap,” terang Suwandi.

SUMBER ARTIKEL

Posting Komentar

 
Top