Author: Penulis/Foto: Aong-Eka/M DAVID - otomotifnet.com
Filter udara di motor sudah mengalami tiga kali evolusi. Generasi pertama, menggunakan bahan busa. Lanjut tipe kertas kering dan kemudian yang terakhir dan terbaru, kertas basah. Lantaran beda tipe, tentunya beda pula di soal perlakuan.
Misal kala servis untuk membersihkan dan jangka waktu pemakaian! Biar fokus, baiknya diurai. Termasuk soal perawatannya. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan! Juga substistusi atau yang boleh dan bisa saling tukar. Sip dong!
BUSA MURMER
Tipis dilapisi oli
Tipe saringan udara ini, boleh disebut konvensional. Itu karena modelnya yang umum dan sudah dipakai sejak lama. Nggak sedikit pabrikan aplikasi saringan model ini, karena mudah di soal perawatan. "Membersihkannya cukup pakai bensin. Busa direndam atau disiram bensin lalu diperas. Ulangi hingga dua atau tiga kali," timpal Songa yang tidak hanya terima servis motor harian, tapi juga bikin motor road race.
Memerasnya enggak boleh dipelintir yang dipastikan bikin busa cepat rusak. Bentuknya berubah dan melar. Untuk mengeringkannya, cukup sedikit diremas. Setelah busa dibersihkan, jangan lupa lumuri pakai oli. "Bisa pakai oli mesin SAE 10-40W atau oli samping. Cukup tipis dilapisi pada permukaan busa," kata pria berambut cepak itu. Selain murah, busa ini juga bisa dipakai berkali-kali hingga getas. So, tak perlu tunggu hingga batas kilometer ditentukan. Murmer alias murah meriah kan?
KERTAS KERING DISEMPROT AJA
Filter kertas, bukan seperti buku tulis
Filter alias saringan yang kedua, dari kertas kering atau dry element. Tapi, bukan kertas seperti buku tulis ya. Kalau itu sih, waduh, tipis bener! Kertas ini, tetap punya bahan yang tebal sehingga tidak cepat rusak ketika dipaksa menyedot udara. Meski, terkadang udaranya bercampur cairan. Misal, air.
"Boleh dibilang, proses membersihkan filter ini justru lebih mudah ketimbang filter busa," ungkap Endro Sutarno, Instruktur Technical Service Division, PT Astra Honda Motor (AHM). Membersihkannya cukup disemprot pakai angin kompresor. Enggak perlu disiram atau direndam bensin dan oli lagi. Debu yang menempel di kertas sudah bisa rontok. Tapi bicara harga, filter ini tentu sedikit lebih mahal ketimbang filter busa.
KERTAS BASAH MINIM PERAWATAN
Awas, jangan disemprot!
Generasi filter terbaru menggunakan kertas basah atawa wet element. Bahan yang dipakai hampir sama dengan saringan kertas kering. Namun filter ini sudah memiliki pelumas khusus di kertasnya. Fungsinya, tentu untuk menangkap kotoran agar tidak ikut nyelonong ke ruang bakar. Tapi bukan berati pelumasnya boleh ditambah. Saringan tipe ini juga minim perawatan.
"Disebut viscous element seperti yang dipakai Honda Vario," bilang Endro yang berkantor di Sunter, Jakarta Utara. Tipe filter ini juga diaplikasi pada Yamaha Soul dan New Mio. Dari selebaran anjuran yang diterbitkan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), filter bebas perawatan ini punya banyak pantangan. Seperti tidak boleh dicuci atau dibersihakn pakai kuas atau sikat. Juga tidak boleh kena penyemprotan bertekanan.
"Memang tidak boleh disemprot angin kompresor. Takutnya, semprotan itu malah bikin pelumas yang ada di kertas malah terbuang," pasti Endro. Kalaupun kotor sekali, membersihkannya cukup dilap tipis. Dengan kata lain, enggak perlu dibersihkan hingga waktunya ganti. Umumnya, maksimal pemakaian 15.000 hingga 16 ribu kilometer. Lebih cepat diganti kalau kondisi sekitar berdebu tebal. Pihak YMKI menekankan kalau boks filter udara ini tidak boleh dibuka sama sekali. Kecuali untuk penggantian saringan udara. Juga harus disegel setelah penggantian selesai, supaya tidak diutak-atik.
SUBSITUSI
Sesuaikan ukuran busa dan rumah filter
Kendala bakal menghampiri motor yang pakai filter kertas tipe basah. Terutama kalau motor sering dipakai melintas daerah berdebu. Tentunya, bakal sering ganti filter. Kan, jadi lebih gampang kotor. Ada cara mudah dan praktis! Gimana kalau filter itu disubsitusi pakai filter model busa. Jadi, kalau kotor tinggal dicuci. So, gak mesti 16 ribu kilometer dan keluar uang lagi.
Caranya, gampang! Tinggal beli filter tipe busa. Cari ukuran busa yang sedikit lebih besar ketimbang filter sebelumnya. Jadi kalau kurang, gak repot. Githu juga kalau lebih, tinggal potong. Sebagai ilustrasi, untuk Yamaha New Mio bisa pakai filter Mio lama. "Selain lebih murah juga bisa tetap dibersihkan. Sehingga bisa dipakai berulang kali," anjur Rusnanto mekanik bengkel resmi Yamaha JG Motor di Jl. Kongsijaya, No. 208, Jatibarang, Indramayu.
Posting Komentar